Laila, Wanita di Atas Lanting part.2

Tanpa disadari oleh Yusran, diam-diam Laila mulai tertarik dengan rayuan Badri, Badri punya banyak waktu untuk memberi perhatian pada Laila, bisa bertamu kapan saja ke rumah Laila. berbeda jauh dengan Yusran yang selalu sibuk dan hanya bila diatas jam 10 malam
baru ada kabarnya... Yusran benar-benar workaholic.

Laila : "Sayang... kapan kau akan datang melamarku?"
Yusran : "Cintaku... aku tak mampu memastikan dan memberi janji, semoga Allah mempercepat semuanya, hanya itu harapanku saat ini"
Laila : "Iya... Lalu sampai kapan aku harus menunggu, aku tak sanggup terus-terusan menahan desakan-desakan orang tuaku, setidaknya berilah aku suatu kepastian"
Yusran : "Iya sayang, aku mengerti... tapi aku tak ingin suatu saat kau jadi kecewa bila seandainya janji yang kubuat tiba-tiba aku ingkari karena kehendak-Nya, Melihat keadaanku saat ini... mungkin 2 atau 3 tahun lagi andai Tuhan mengijinkan"
Laila : "Tapi rasanya itu terlalu lama sayang...!"
Yusran : "Maaf cinta... aku tak bisa berjanji, sudah terlalu banyak janjiku padamu yang belum bisa kutepati... tapi percayalah cepat atau lambat pasti kutepati... maaf Say, baterai HPku sekarat mana sekarang lagi mati lampu pula hedeh..."
Laila : "Bukan salahmu sayang... cuma aku yang terlalu menuntut... maaf ya cinta, sayang dingiiin Emmh"
Yusran : "Iya-iya sini aku peluk, met tidur ya cinta...sampai besok ^_^"

Dan Yusran langsung tertidur karena kelelahan.. dia bekerja dari jam 8 hingga 10 malam, demi cita-citanya saat ini, segera melamar Laila.
Sedang Laila dimalam itu dibalik kata-kata manis dan manjanya di SMS, lagi-lagi bantalnya harus menderita kebasahan karena tangisnya. "Kenapa orang yang sungguh kucintai tak bisa memberikan kepastian, aku benci keadaan ini... Tuhan... sesungguhnya apa yang engkau ingin hamba lakukan?" lirihnya dalam tangis yang terisak-isak karena Laila membenamkan wajahnya di bantal agar tangisnya tak terdengar oleh orang tuanya. sebenarnya dia sangat ingin shalat Tahajjud, tapi hari itu dia sedang datang bulan. Laila benar-benar tenggelam dalam kebimbangan, kegalauan, dan dilema yang menjadi-jadi, hingga matahari terbit dan meninggi dia sama sekali tidak bisa tidur. yang dipikirakannya hanya "Yusran yang dicintainya namun tak bisa memberikan kepastian dan mungkin jalan mereka untuk bersama akan sulit, atau Badri yang begitu pasti dan mudah tapi Laila harus belajar mencintainya"

Buru-buru Laila bangun dari peraduannya mengambil sarung dan segera menuju tempat pemandian(1*) agar terlihat segar dan bekas tangisnya tadi malam bisa segera terhapus, dia tidak ingin orang tuanya lebih dulu bangun dan melihat keadaanya saat ini. meskipun hatinya masih tidak stabil dia harus terlihat biasa dan tetap ceria dihadapan orang tuanya. dia sempatkan di sela memasak nasi untuk sarapan pagi itu untuk mengirim SMS pada Yusran
"Met pagi sayang, kerja yang semangat yah... ^^" dan juga datang SMS dari Badri
"Met pagi Laila, semoga hari ini cerah, secerah wajahmu"
Tidak ada balasan dari Yusran... Yusran sudah berangkat kerja dan sedang dalam perjalanan saat itu, mungkin baru jam 12 siang nanti baru dia membaca SMS itu dan mungkin tidak akan dibalas karena menurut Yusran sudah terlalu siang untuk membalas SMS selamat pagi dari Laila, lagipula dia tipe orang yang enggan mencampurkan urusan cinta/perasaan dan pekerjaan. Laila tau itu, tapi "kenapa harus Badri?".

Laila pernah berkata pada Yusran tentang Badri ketika saat terakhir mereka bertemu...
Laila : "Dia mirip sekali denganmu lho say..."
Yusran : "Maksudnya mirip bagaimana?" sebenarnya Yusran cemburu namun segera ditepisnya
Laila : "Ya apanya ya?, yuk kita minum dulu " Laila sadar dia keceplosan berbicara begitu dan segera mengalihkan pembicaraan.
Setelah beberapa tegukan Es kelapa muda, Yusran kembali bertanya karena penasaran.
Yusran : "Jadi... Apanya yang mirip?"
Laila : "emph..! (hampir saja Laila tersedak, dia tau Yusran bukan tipe yang mudah dialihkan) Ya... dia baik"
Yusran :"Oooh... hmmmm..." sebenarnya Yusran ingin tau lebih banyak namun dia tak ingin lebih cemburu karena memburu jawaban itu, dia percaya Laila tak mungkin menaruh hati pada lelaki itu dan terus menanyakannya hanya akan membuat pertemuan mereka yang singkat ini bisa menjadi runyam. dan Yusran mencoba mengalihkan pikirannya dengan membuka FB dari HPnya. Yusran menutup pikirannya kalau memang ternyata  Laila sudah mulai menaruh hati pada Badri.
Kadang Yusran ingat juga akan hal itu karena penasarannya tapi selalu saja ditepisnya, di pertemuan mereka 8 hari yang lalu...

Pagi ini benar-benar cerah, tak terlihat kalau tadi malam hujan lebat, hanya jalan-jalan basah yang akan segera kering karena terik. Sinar mentari pagi saja sudah terasa menyilaukan. Laila telah menyelesaikan pekerjaan rumahnya menyiapkan sarapan untuk ayahnya yang akan pergi kerja dan kembali ke kamarnya. sesaat setelah menutup pintu kamar HPnya berdering... SMS dari Badri....

Bersambung...

(1*) = Lanting adalah rumah yang mengapung ditepi sungai, tempat pemandian yang dimaksud sebenarnya adalah bagian rumah yang biasa digunakan untuk mandi (di luar rumah, di tempat terbuka) seperti gambar berikut ini :

No comments:

Post a Comment

what do you think of?