Tak usah malu dan bersedih... kamu cantik apa adanya...
aku tau meski tak harus melihatnya
besok bidadari akan turun dari langit tepat di seberang rumahku (kesana sedikit)
Hari berikutnya
Aku keliru...
Setauku bidadari tak perlu make-up, apalagi setebal itu... T_T
Seolah tak percaya diri dengan keindahannya
Sejak alisnya dicukur... hilanglah sudah bidadari yang kumaksudkan...
apa yang harus kukatakan...
aku komplain, aku kecewa... tapi nyatanya bukan untukku
Bidadariku nanti...
tetap bidadari meskipun turun dari langit dia tetap bidadari
setiap orang akan mengenalinya, bukan karena rasa-rasa saja
Dialah bidadariku... tak ada yang berubah sejak dia turun ke-bumi
hanya idealisme dan kesepahaman...
kadang budaya juga harus belajar, mana yang hak dan mana yang bathil
mana hak budaya, mana hak agama, mana hak logika, mana hak perasaan. etika dan estetika.
seremonial penyambutan bidadari....
aku belajar... seremonial ini lebih banyak mubazirnya
lebih kepada ingin menunjukkan sesuatu
kemana perginya nilai walimatul 'ursy itu?
kadang aku muak dengan sendirinya, tak pernah mau aku mempelajarinya
yang kulitnya saja sudah sesat... T_T
sekarang aku jadi penonton saja
apa yang dimaksudkan seremonial-seremonial mubazir dan riya itu
saat kuah telah ditambahkan air agar terlihat banyak... hilanglah nikmatnya hidangan ini
semoga berbahagia... dan selamat tinggal bidadari itu... selamat datang wanita hai manusia biasa...
hmmm aku merasa bersalah menulis ini
No comments:
Post a Comment
what do you think of?