Kurang lebih artinya setelah percakapan...
Sering sekali setiap habis ngobrol timbul perasaan kalau-kalau tadi salah ngomong.. ya... apalagi bila percakapan itu diakhiri tanpa salam dan penutup, rasanya ada sesuatu yang mengganjal di percakapan kali ini, seolah bertanya pada diri sendiri "tadi aku ngomong apa ya?"
Punya banyak teman dari berbagai kalangan, pendidikan, agama, umur, etnis, suku, budaya dan tingkat kesopanan kadang juga menyulitkan untuk sesaat... menyesuaikan kata-kata untuk tiap-tiap orang tentunya berbeda juga, termasuk penggunaan kosakata yang cocok untuk masing-masing individu. Disamping itu perbedaan kelamin juga bisa menjadi keunikan tersendiri saat beradaptasi dalam percakapan
Kadang rasanya ingin memilih diam dan ga usah aja menyapa teman berpendidikan tinggi, berbeda kelamin dan lebih 'alim... sulit memilih kata-kata yang mungkin sesuai dengan "selera" mereka namun tetap menunjukkan ciri khas pribadi sendiri... ga lucu juga kalo kita membuang identitas diri hanya untuk ngobrol dengan seseorang yang lebih "tinggi" (atau dirasa begitu)
Tapi demi silaturahmi.... tetap juga harus disapa barang sepatah dua patah kata... :)
dan... after conversation
dan... after conversation
semoga mereka ga menghindar dikemudian hari karena (mungkin saja) ada kata-kata yang tak pantas untuk kalangan mereka...
Siapa yang harus mengerti siapa?
Dari sinilah muncul peng-kasta-an suatu golongan... dan mengakibatkan terbentuknya kaum minoritas dan mayoritas di masyarakat... saat masing-masing individu dan kelompok merasa nyaman dengan pergaulannya lalu melupakan individu dan kelompok lain yang berbeda cara bergaulnya...
Masih mau bilang "Aku berteman dengan siapa saja?"
No comments:
Post a Comment
what do you think of?