Essensi tiba-tiba merasa ingin menangis

Ya, sesuai judul...

Justru karena perasaan itulah maka ada keinginan untuk menulis disaat vakum lama sekali.

Sebenarnya "Perasaan tiba-tiba ingin menangis" ini bukanlah hal yang sering juga tidak jarang aku alami, Pernah suatu ketika disaat banyak orang aku malah menangis sesenggukan sampai dikira gila dan yang mengerti segera menganjurkan untuk ber-shalawat dan membasuh muka. Hmmm kalo diingat lagi dulu waktu kecil juga pernah deh kira-kira waktu berumur 4-5thn,

Karena aku yang mengalami sendiri heran, Jadi kutanyakan pada Nenekku
yang mengasuhku sejak berumur 3-4 tahun, beliau hanya tersenyum dan berkata kejadian tersebut dinamakan "merista batin"(merista=merasa kotor/dekil) dan beliau berkata agar jangan melewatkan setidaknya Sholat Jum'at (apa karena aku terlahir hari Jum'at?). Dan terakhir beberapa tahun lalu kutanyakan pada Ibu.... karena tidak ada penjelasan yang menambah wawasan jadi lupa detailnya, intinya hampir samalah dengan perkataan  Nenek.

Baiklah, sekarang kujelaskan apa yang dialami dan dirasakan mengenai kejadian ini. Sebenarnya hal ini bukanlah semata spontanitas tiba-tiba menangis karena merasa sedih seketika saat itu. Tapi biasanya beberapa hari sebelum itu, minggu atau berbulan sebelumnya... dibeberapa waktu entah dipicu perkataan orang lain, pikiran sendiri, perasaan sendiri, atau bahkan keadaan dan lingkungan yang secara langsung maupun tidak menciptakan suasana "kasihan".
- Contohnya : karena aku anak tunggal dan melihat orang lain sedang bercanda dengan saudaranya, terbesit-lah rasa iri (atau mungkin tepatnya meratapi diri) - seandainya aku punya saudara.
- Contoh lainnya : Karena aku bisa mengerjakan sesuatu yang umumnya biasa dilakukan berdua lalu ada yang memuji "Hebat ya kamu, aku aja ga bisa lho sendirian", terbesitlah dihati entah iri atau mengasihani diri sendiri - Justru karena tidak memiliki orang untuk membantu, makanya aku bisa melakukannya sendiri.
Atau Contoh Explisit : Suatu ketika bertemu dengan keluarga/teman yang cukup mengenal masa laluku, dan berucap : "Malangnya nasibmu ......dll. ", "Kalau ingat kamu dulu waktu kecil ...dll", Adalah pemicu terkeras untuk segera menangis seketika, minimal mata berkaca untuk menahannya. apalagi aku laki-laki, malu kan... 

Makanya aku sengaja menjauhi keluarga dan teman yang mengetahui masa laluku terutama masa lalu yang menyedihkan demi menjaga perasaan sendiri, entahlah tapi merasakan itu semua benar-benar tidak nyaman.

Oke, kembali ke topik utama, nah perasaan-perasaan kecil, sebentar, dan seketika itu memang mampu ditutupi demi harga diri, atau dilampiaskan ke hal lain untuk segera dilupakan... tapi pada kenyataannya terus dan terus menumpuk apalagi disaat tidak ada lagi tempat/kegiatan melampiaskan perasaan, ditambah lagi bila sering sendirian... ah disaat banyak orang juga... perasaan itu semakin sensitif bahkan disaat ngobrol ada saja satu atau dua kata "biasa" yang "sangkut" karenanya.


Lelucon tak lagi lucu, drama tak lagi haru, Ya karena seringnya "mengaburkan hati" agar tetap tegar dan tidak berani mengasihani hati, tidak sanggup menghibur hati (dalam artian sebenarnya) kini hati itu menjadi "hampa" semua tindak-laku-sifat terasa bagai sandiwara. Nelangsa mungkin katanya.

Sebagai manusia perasaan ini sangatlah tidak nyaman, bukan?
Hati itu semakin meluap seolah berkata "ingin-ingin-ingin" ingin dikasihani, disayangi, diperhatikan, dibelai, dibahagiakan, dipahami, dipuji, dipeluk seeratnya, dipuja, disanjung, dll. yang kita tau pada kenyatannya hal itu tak mungkin karena sangat egois sekali bukan?

Jadilah... menangis tanpa sebab.

Yang kalau dirangkum dalam kalimat : "Hidupku sangatlah merana dan menyedihkan, aku butuh perhatian dan kasih sayang. Tapi aku tau itu semua sangatlah tidak mungkin, kalau aku tidak tegar dan ceria semua itu tidak akan kudapat".
Egois dan kekanakan bukan?
Tapi itulah kenyatannya...

Kalau kebetulan kamu mengalami hal ini, jangan panik... menangislah, tapi kalau air mata ga mau keluar (ga tenang kalo ga keluar atau minimal terisak-isak) cobalah dengarkan atau tonton lagu dan film sedih lalu dengan alasan itu tumpahkanlah semua perasaanmu...

Lalu kemudian berusahalah untuk bersikap jujur dan berterus terang untuk mengurangi beban hati. Yang pada kenyataannya sangatlah rapuh ini.


9 comments:

Anonymous said...

Saya suka sekali artikelnya
saya sedang melakukan penelitian bagaimaca cara menyembuhkan ketakutan berlebihan, kepanikan yang tiba-tiba datang atau kecemasan berlebihan metode terapi kami menurut banyak orang sangat bagus
untuk menghilangkan gangguan kecemasan Klik DISINI cara menyembuhkan kecemasan berlebihan

Unknown said...

bagus banget artikelnya
sesuai kondisi ku sekarang
setelah aq baca aq baru menyadari apa yang terjadi
memang sesuai dengan artikel itu
berusaha tegar

Admin said...

Wah Makasih... Yup, Semangat

Unknown said...

Itu sama sprti yg sdang ku alami,sprti y hati ini bnr" kotor

Unknown said...

Itu sama sprti yg sdang ku alami,sprti y hati ini bnr" kotor

Unknown said...

Itu sama sprti yg sdang ku alami,sprti y hati ini bnr" kotor

jangan jadi tua dan menyebalkan said...

makasih atas postinganya,semoga berguna bagi orang banyak,saya suka

Unknown said...

Kalau misal...memkrkan sesuatu trs ingin menangis rasany supaya merasa lega..tp nytnya..bathin n mata tidak ingin mengeluarkan airmata trsebut..tak tau knp..cm ya bgt la..ap yg dipkrkan trllu menyedihkan ingin menangis..tp bathin berkata tdk ingn menangis...kira2 kalau seperti itu kenapa ya??

Admin said...

Naluri deh kayanya itu Mbak, yah mirip kaya ngeluarin air mata pas lagi bahagia banget, atau... kaya nyabut rambut gitu.
Hmmm. Tapi kalo dibaca lagi maksudnya pikiran dan hati berlawanan gitu ya? Kalau menurut saya sih "rasa"nya aja yang berlawanan. Misal detik ini pikiran dan hati sedih bareng... detik kemudian hati menyangkal detik yang sebelumnya. Tapi dah terlanjur netes air matanya.

Post a Comment

what do you think of?